Thursday 19 February 2009

Kebutuhan Madu Belum Diimbangi Produksi

BATANG- Data dari Asosiasi Perlebahan Nasional saat ini kebutuhan madu setiap bulannya mencapai 15.000 ton/bulan. Hal ini diungkapkan Ade Rojak, Kepala Kantor Cabang PT Madu Pramuka Cabang Jateng di Batang, baru-baru ini.

Dari kebutuhan sebanyak itu, lanjut dia, para produsen baru bisa menyuplai 10.000 ton/bulan. Sementara perusahan milik Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang dipimpinnya, hanya mampu menyediakan 6 ton/bulan (setara 6.000 botol).

Pemasaran madu dilakukan melalui toko swalayan, apotik, di Kwarda Pramuka Jateng, di Jl Pahlawan, Semarang. Pembeli ada yang langsung datang ke tempat kantornya, Jl Raya Kutosari, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang.

Ia mengatakan untuk menghasilkan 6.000 botol diperlukan sejumlah lebah yang mendiami 5.000 koloni (stup/kotak). Saat ini, petani lebah binaannya ada 150 orang, yang masing-masing peternak memiliki 30-35 stup. Mereka tersebar di berbagi daerah yang potensial dengan tanaman randu, kelengkeng, rambutan, durian, dan karet.

Menurutnya pakan menjadi salah satu kesulitan yang dihadapai dalam budidaya lebah. Sebab, tanaman kapuk randu yang bunganya potensial untuk pakan populasinya sudah menurun.

Melihat pangsa pasar yang baiki itu, PT Madu Pramuka yang berkantor pusat di Komplek Widya Mandala Krida Bhakti Pramuka (Wiladatika) Cibubur, Jakarta Timur, membuka pelatihan.

Kabid Agribisnis Badan Bimbingan Massal Ketahanan Pangan (BBMKP) Jateng Agus Wariyanto, mengatakan, kesulitan pakan lebah akan diatasi melalui peningkatan populasi tanaman kapuk randu.

Sumber. Suara Merdeka, Selasa (18/42006)

No comments:

Post a Comment